Para
pengelola Benefit harus mempertimbangkan dengan hati-hati tentang apa yang
ingin mereka capai sehubungan dengan program benefitsnya. Hal ini dikarenakan
besarnya anggaran yang harus disediakan perusahaan untuk benefit. Untuk dapat
mengungkit dampak dari anggaran yang besar tersebut, para pengelola harus
memperhatikan beberapa hal besar dibawah ini :
- Rencana strategik bisnis jangka panjang
Pada
tahap perkembangan awal, perusahaan umumnya menawarkan gaji dasar dan benefit
yang rendah, namun insentifnya besar. Sedangkan pada tahap dewasa, perusahaan
akan lebih royal dalam ketiga bentuk kompensasinya. Selain itu, perubahan
kondisi seperti downsizing, akuisisi, pemberhentian geografis, dan perubahan
dalam laba juga akan berpengaruh dalam hal perubahan kombinasi optimum
benefits, yang harus konsisten dengan rencana bisnis perusahaan.
- Diversitas dalam angkatan kerja berarti ada diversitas dalam preferensi benefit
Karyawan
muda umumnya lebih senang dengan pembayaran langsung daripada program pensiun.
Sedangkan karyawan tua akan lebih senang yang sebaliknya. Karyawan yang
memiliki serikat mungkin lebih senang dengan benefit yang seragam, sedangkan
bagi yang memiliki cacat tubuh atau orangtua tunggal akan senang dengan jam
kerja yang fleksibel.
- Persyaratan legal
Pemerintah
memiliki peran besar dalam mengatur benefits. Sementara perusahaan memfokuskan
untuk mengendalikan biaya, pemerintah menginginkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi bagi rakyatnya.
- Kekompetitifan dari benefits yang ditawarkan
Isu
mengenai ini lebih besar dari isu kekompetitifan gaji. Dalam hal gaji,
manajemen dan karyawan hanya perlu fokus pada pembayaran langsung, baik tetap
maupun variabel. Sedangkan dalam hal benefits, fokus perusahaan adalah pada
biaya, sementara karyawan berfokus pada nilai.
- Strategi kompensasi total
Sesuai
dengan tujuan utama penyusunan kompensasi, yaitu untuk mengintegrasikan gaji,
insentif, dan benefit dalam satu paket yang mendorong pencapaian tujuan
organisasional, maka benefit yang ditawarkan harus efektif dengan tujuan
tersebut. Misalnya, benefit program pensiun saja mungkin tidak berpengaruh
banyak bagi kinerja keseharian karena jauhnya jarak antara kinerja dengan waktu
benefit diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar